Ubah dengan bicara

Diskusi sederhana dengan bapak dan ibu sore ini. Ah saya benar benar merindukan momen ini. Ibu seperti biasa menyiapkan bekal sederhana untuk bisa saya bawa. Bapak seperti biasa duduk santai setelah seharian mengurus ternak dan kebun. Mereka nampak bersiap dibanding hari-hari biasanya . Setidaknya sebulan sekali tiap bulannya ketika saya pulang. Mereka bersiap mengantarkan ke depan pintu rumah ketika saya berpamitan untuk kembali merantau ke ibukota. 

Sedikit berbeda sore ini, ibu tampak sedikit gelisah, menunggu jemputan rombongan bus pengajian. Ibu sore ini memang mau mengaji di kota sebelah. Ibu nampak sudah lebih awal menyiapkan bekal. Ketika sore ini saya sudah bersiap untuk pamitan, ada sedikit diskusi sederhana antara Saya, Ibu dan Bapak untuk hari raya kurban yang akan datang. Pembicaraannya pun begitu sederhana, santai hanya membahas bagaimana rencana kurban mendatang, namun saya menemukan momen yang langka ini, momen yang sudah jarang kami lakukan, karena memang jaraklah yang jadi penghalang. 

Saya akhir-akhir ini terngiang-ngiang dengan iklan sebuah provider telekomunikasi, yang mengiklankan pentingnya bicara atau ngobrol, disitu jelas banget situasinya persis yang saya alami pun juga jamak dialami oleh para perantau yang meninggalkan keluarga. Sebuah pesan pentingnya bicara atau ngobrol apalagi dengan ibu. 

Semoga kita masih bisa banyak ngobrol lagi, Ibu. Saya merindukan momen momen itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This blog is kept spam free by WP-SpamFree.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.