Hari pertama Ramadhan (versi pemerintah), kali ini saya berpuasa start bareng keputusan pemerintah padahal keluargaku udah sehari sebelumnya, ada alasan kenapa demikian, karena aku ingin menggenapkan sya’ban menjadi 30 sesuai hadist yang pernah kubaca. tentunya tidak hanya itu saja namun hujjah lain, tapi biar saja itu dibahas oleh orang yang faham ilmunya.
Buka puasa pertama kali ini tidak meyeruput teh hangat dirumah, namun saya ikut ajakan Prima dan Holand juga Topek untuk ikut acara ngabuburit bareng di Omah Duwur, Kota Gede. Bukan hal yg biasa memang bisa ke tempat makan kelas pelancong manca ini, namun karena ada invitasi untuk ikut acara workshop fototravel  kerjasama antara canon dan cfvd dengan pembicara Misbachul Munir. Alasan lain adalah uang pendaftaranya adalah buat disumbangkan ke pantiasuhan.
Cerita tidak berhenti disitu, setelah sholat taraweh di maskam, ada pesan singkat masuk bahwa temen” KKN masih pada ngobrol di dixie. Ragu aku mau langssung pulang atau menyamperin mereka. dan akhirnya kusamperin mereka yang ternyata lagi pada asyik ngobrol via wathsapp meski lagi saling beertemu bertatapmuka. Tak terasapun jam sudah jam 11 malam aja, obrolan pun diakhiri dan kita pulang masing masing.
Jalan Magelang yang sudah mulai lengan, sesekali berlintas truk muatan, motor, dan mobil saling berpacu dengan waktu menggeber mesin dijalan yang sepi. Kira kira ketika  di kilometer 11 ada motor di depanku persis menyalakan sigh kanan, aku taksir dia mau beli bahan bakar di POM bensin seberang jalan. mobil jazz silver melaju kencang dari arah belakang, bruuuugh tepat disamping depanku tertabraklah motor tadi, motornya mental terlempar kearahku, aku mulai oleng bersama motorku yang terhantam motor tadi dibagian kaki kananku, aku pikir aku akan jatuh karena jalanku sudah terseok bukan dijalanaspalan lagi namun sudah di bahu jalan berkerikil.
Allahamdulillah aku masih diselamatkan Allah sehingga tidak terjatuh atau menubruk angkringan dipinggir jalan. Aku merasa ada pertolongan Allah tadi sebab aku mengira aku bakalan jatuh, namun ternyata tidak. Hanya sedikit lecet dan memar dikaki kananku terhantam motor tadi, juga pecah dibagian sayap depan motorku dan ujung depan jokku sobek . Kemudian karena masih deg degan kenceng dadaku, aku mampir dulu diangkringan depan sambil minum jahesusu. Kemudian polisi datang, selidik punya selidik ternyata seorang remaja putri pengendara mobil jazz itu sedang menggunakan handphonenya ketika menyetir tadi.
Syukur Allhamdulillah aku masih dinaungi pertolongan dan keselamatan oleh Allah sehingga masih bisa selamat pulang sampai di rumah.
alhamdulilah, sebagai pesan buat kita semua, jangan gunakan alat komunikasi ketika sedang berkendara 😀
yup, taatilah rambu rambu lalulintas, dan tertib dijalan.
Dan berusaha untuk tidak meng’korupsi’ hak orang lain di jalan