Sebuah obrolan dalam kereta

Notifikasi chat wa muncul di layar handphone, rupanya dari sahabat saya. Tidak biasa memang, namun kali ini dia mengabarkan sedang dalam perjalanan, berada dalam sebuah kereta Bandung-Jogja. Dia membenarkan apa yang aku ceritakan dulu bahwa akan selalu ada pelajaran dari setiap perjalanan, muncul hal-hal baru yang mengejutkan. Lalu sahabat saya ini menceritakan pengalamannya mendapat sebuah pelajaran dari sebuah obrolan di dalam kereta.

Seorang bapak tertaksir sudah berumur separo abad, dari penampilan dzohirnya terlihat orang yang mengerti agama, bawaannya tenang, berjenggot tipis yang mulai memutih cukup menandakan  kelakilakiannya. Kata sahabat saya, bapak tersebut mulai bercerita mengenai kisah hidupnya, sedangkan sahabat saya diam khidmat mendengar dengan bersandar di kursi kereta ekonomi yang tegak. Cerita ini cukup menarik buat sahabat saya karena mengisahkan bagaimana bapak tadi mendapatkan jodoh. Bapak tersebut bercerita bahwa dulu ketika ingin menikah, dia melakukan sholat tahajud 30 hari full untuk dikasih istri yang sholihah. Keadaan dari bapak tersebut pada waktu itu belum mempunyai penghasilan tetap, pekerjaan gag menentu, rumah belum ada, namun dia pengen menikah. Setelah melakukan beberapa usahanya tadi, ada seorang yang tiba-tiba menawari untuk menikahi seorang anak gadisnya. Bapak itu menjawab dengan membalik bertanya, apakah anak gadis itu mau menikah dengannya atau tidak, dengan kondisi bapak seperti itu.

si gadis itu menjawab, dia mau dinikahi asalkan dibawa untuk keluar dari kota bandung, meskipun kondisi bapak itu belum punya apa-apa. Singkat ceritanya hari Kamis diajukan tawaran tadi, dan hari Ahadnya dilangsungkan akad nikahnya.

Doa istrinya “Ya Allah, jika suamiku ini memang berada di jalan yang benar, maka mudahkanlah rezekiNya“. Dan bapak tersebut pun berperinsip, asalkan kita bergerak pagi keluar kerja apapun itu yang halal pasti sore hari pulang dapat sesuatu untuk keluarganya. Lalu bapak tersebut berusaha setiap hari untuk kerja apapun itu sedikit demi sedikit, serabutan mulai dari tambal ban, kuli bangunan hingga sekarang sudah punya bengkel sendiri. Alhamdullah sampai sekarang gag pernah kekurangan ceritanya, selalu saja ada untuk dimakan setiap harinya. Dia pun berpesan kepada sahabat saya carilah istri yang nantinya bisa mendidik anak-anak. Seketika itu pun sahabat saya tertampat atas sebuah obrolan yang penuh hikmah tadi, saya pun yang mendapat cerita dari nya lewat chat merasa terharu.

Memang benar Allah telah menjamin rezki untuk setiap makhlukNya, tidak akan pernah tertukar, asalkan kita mau berusaha untuk menjemputnya. Sebagai contoh lain ketika kita melewati lorong sepanjang jalan malioboro, kita hampir tiap langkah menjumpai pedagang yang menjajakan oleh oleh khas jogja yang sebagian besar hampir sama, mulai dari kaos dan souvenir lainya, namun rezeki itu sudah dijamin, selalu ada buat mereka dan tidak tertukar. Usaha mereka adalah menjajakan dagangan mereka sambil menawarkan kepada pengunjung, Allah lah menggerakkan hati para pengungjung untuk tertarik pada dagangan tersebut untuk membelinya.

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim:34)

Bukankah kunci kebahagiaan itu salah satunya adalah mensyukuri apa yang telah kita punya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This blog is kept spam free by WP-SpamFree.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.