Suku Tengger Bromo yang berada di Desa Ngadas, salah satu desa yang paling dekat dengan Gunung Bromo, dengan suhu rata-rata dibawah 20*C ini menyebabkan siang hari pun kadang masih terasa dingin. Sehingga masyarakat sekitar selalu memakai atribut sarung yang dikalungkan di badan dalam setiap aktivitasnya. Hal ini cukup memberikan ciri tersendiri bagi suku tengger ini. Meskipun setelah ditelusuri pemakain sarung oleh masyarakat tengger mempunyai arti dan makna tersendiri bagi mereka.
Ya selama hampir dua bulan lamanya, kami berada di desa yang keberadaanya berada diatas awan ini. Gumpalan putih awan selalu kita lihat berada dibawah kita. Dari ketinggian yang terbilang tinggi untuk dihuni dan diami, dan kondisi cuaca yang ekstrem ini, tubuh kami harus beradaptasi dengan ekstra. Namun itu semua terbayar akan segala yang ada disini, keindahan alamnya, keramah tamahan warganya, dll membuat kami selalu betah berada disini.
Ngadas sebuah desa suku Tengger yang mempunyai tanah yang subur khas pegunungan, dengan toleransi dan keramah-tamahan warganya membuat desa ini mampu bertahan sekaligus welcome bagi para pengunjung. Berikut ini ada liputan mengenai desa Ngadas yang ada dalam Matanesia Magazine. Matanesia merupakan sebuah karya liputan dari kelompok fotografi kolektif asal surabaya mengenai desa Ngadas.
Â
Untuk mendownload versi lengkapnya disini Matanesia Magazine