Inspirasi Cinta Teknokrat

Beberapa waktu lalu angin kencang berhembus di langit Jogja. Kabarnya badai Narelle dari samudra Hindia yang memantik angin kencang itu. Selama dua hari angin kencang itu lewat diperkirakan 20-30 km per jam. Pohon pohon meliuk-liuk jelas, rumput rumput berbisik rame. Tak ayal pula atap rumah dan segala yang ada di permukaan bumi Jogja goyah.

Sore itu listrik padam di rumah. Mungkin jaringan instalasi listrik terganggu. Lalu terbesit untuk mencari cahaya keluar rumah, sekaligus mau ngecharge batre ponsel dan ngambil charger yang kebetulan tertinggal di kosan teman. Selepas Isya’ saya keluar.

Di jalan terbesit rencanan untuk nonton midnite, baiklah setelah ambil charger lalu meluncur ke   XXI. Jangan tanya sama siapa, iya kali ini saya nonton seorang diri. 🙂 dan gag tanggung-tanggung saya nonton film yang sedang banyak jadi trending topic romantis Habibie & Ainun. Mungkin aneh saya nonton film romantis sendiri, tengah malam pula. Mbak-mbak ticketing nya pun agag kaget saya beli satu tiket, karena yang tersisa waktu itu memang hanya satu kursi di posisi tengah. “Habibie Ainun tinggal satu kursi, gagpapa mas? tanya mbaknya, | gagpapa mbak saya sendiri kog -_-‘. Baikmas, tiket film Habibie Ainun satu saja ya. | Iya mbak itu saja -_-” berhubung film lain seperti the hobbit dan 5cm yang juga lagi diputer juga udah penuh.

Sudah kuduga diawal bakal krik krik krik karena sebagian besar penonton yang lain bergandengan, tetep stay cool :). Saya berjanji tidak mau terbuai dengan romantisme film nya hehe. Saya akan mencoba melihat film dari sisi lain selain romantisnya.

Jadi menurut sisi kacamata saya film ini memang berisi semacam biografi singkat mengenai kisah prof Habibi bersama istri beliau dr Ainun. Kisah cinta berjalan natural dan romantis dengan caranya. Habibie yang baru pulang dari Jerman berkunjung kerumah Ainun dan singkat cerita mereka mengikat kesucian cinta dengan pernikahan. Selanjutnya diawal pernikahan yang penuh dengan pengerbonan dilalui dengan tegarnya. Ini memberikan gambaran visual sederhan bagi saya pribadi mengenai kehidupan setelah menikah *njukmupeng. Ainun rela melepas pekerjaan sebagai dokter di RS UI ikut menemani Habibie merajut mimpi dan cita bagi keluarga kecilnya juga untuk bangsa dan negara nya kelak. Karena bagi Ainun ini merupakan kewajiban seorang istri untuk mengurusi segala keperluan suami.

Kehidupan awal kepindahan di Jerman yang serba pas berkecukupan, Habibie kadang harus lembur hingga larut malam dan Ainun menunggu dengan sabar. Berkat kesabaran dan kegigihan mereka mengarungi kehidupan rumah tangga kehidupan mereka mulai membaik dan dikarunia 2 orang anak. Kehidupan natural yang luar biasa ini cukup memantik kekaguman saya akan sosok bapak Habibie dan ibu Ainun.

Prestasi dan sepak terjang karir Habibie mulai diperhitungkan di dunia penerbangan hingga ke seantero bumi khusunya Jerman. Kemudian berkat prestasi yang itu presiden Soeharto memanggilnya untuk pulang ke Indonesia. Hingga pada tahun 1974 Habibie kembali dari rantauannya di Jerman, dan menepati janjinya kepada Presiden Soeharto untuk kembali dan berkarya bagi Bangsa dan Negaranya. Pada tahun 1995 Habibie dan para teknokrat muda yang ikut membantu Habibie pada waktu itu berhasil menghadirkan teknologi canggih pesawat terbang di ulang tahun ke-50 HUT Republik Indonesia dengan nama N250-Gatotkaca.

Ini yang saah satu hal terkeren menurut saya, seorang anak Indonesia berhasi menghadiahkan pesawat terbang buatanya untuk hadiah ulang tahun. Namun sayang buah karya briliant ini tidak bisa berlanjut karena banyak faktor penghambat di negri ini. Pergolakan politik yang semakin menjadi mejadikan Habibie sebagai presiden RI yang ke-3 sebelumnya dijabat oleh Soeharto selama 32 tahun dan digantikan oleh wakilnya yakni Habibie sendiri. Tak lama berselang Habibie pun juga mesti beranjak dari kursi kekuasaannya dan digantikan oleh Gusdur.

Tergambarkan jelas kisah perjalanan yang begitu keren dan inspiratif dari beliau  kecil, kuliah di Jerman, menikah, berjuang di Jerman, hingga kembali ke Indonesia dan kemudian jadi orang nomer 1 direpublik ini.

Hingga ahkhirnya kisah kebersamaan Habibie dan Ainun dipisahkan oleh qodarullah. Ainun berpulang ke rahmatullah setelah melewati proses penyembuhan dan operasi yang terus berulang meninggalkan belahan jiwanya. Upaya yang terbaik terus diperjuangkan oleh Habibie tak mampu melawan sebuah ketetapan.  roh Ainun akhirnya dipanggil oleh Sang Pencipta, sang teknokrat pun merasakan kesedihan yang mendalam ditinggal separuh jiwanya. Bagi Habibie cintanya kepada Ainun adalah Manunggal, dipatri oleh cinta yang murni, suci, sempurna dan abadi.

Kisah prof Habibie ini secara umum memberikan inspirasi dan warisan kisah bagi kita bagaimana menggapai suatu cita, kehidupan cintanya, dan tidak lupanya akan negara. Beruntung saya pernah kuliah umum bersama beliau, tak hentinya beliau mengingatkan kepada kita untuk bisa membuat teknologi untuk membantu kita dan tidak diperbudak teknologi. Dengan kemandirian teknologi maka negara ini akan bisa maju. Beliau juga banyak bercerita mengenai bagaimana bangsa ini pernah bisa membuat pesawat terbang sendiri yang dibuat oleh tangan-tangan anak bangsa sendiri. Beliau sangat berharap hal itu dapat terulang dan bisa terwujud kembali demi kemajuan bangsa nantinya. Prof Habibie jasa jasa mu, dan segala inspirasimu akan selalu kami kenang, semoga kami bisa meneruskannya.

 

 

One thought on “Inspirasi Cinta Teknokrat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This blog is kept spam free by WP-SpamFree.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.