Weekend ini saya pulang ke Jogja, seperti biasa sebagai pegawai #PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad). Memang sudah ada dalam niatan saya untuk selalu mengusahakan agar bisa pulang ke Jogja ketika weekend, minimal sebulan sekali. Orangtua lah yang menjadi alasan saya, selagi mereka masih sehat, selagi saya masih belum berkeluarga sendiri, saya ingin memberikan waktu lebih untuk mereka. Setidaknya mereka masih bisa melihat saya tumbuh menjadi dewasa. Satu hal yang pasti seiring berjalannya waktu mereka akan terus menua, dan kita pun akan terus tumbuh mengikutinya.
Menikmati akhir pekan di rumah bersama kehangatan keluarga dan keasrian rumah, jauh dari hingar bingar ibukota. Teras belakang rumah menjadi pilihan favorit untuk berkumpul, sore itu dengan sambutan angin sepoi-sepoi, ditambah segelas kopi menemani obrolan saya dengan ibu saya. Saya mengobrol manja kepadanya, menikmati setiap moment ini. Bercerita pada bapak, merencanakan hal-hal baru yang akan dilakukan.
Jogja memang kota yang selalu ngangenin. Ini yang membuatku memacu mengeluarkan si Oleng sebutan untuk vespa tua saya untuk sekedar keliling-keliling sekitar rumah. Untung nya kali ini tidak ngambek seperti biasanya. Untuk sekedar tujuan jarak dekat si Oleng masih bisa di andalkanlah. Nampaknya kali ini saya berniat untuk berkeliling agag jauh, menyusuri labirin labirin kota, sejenak menikmati kota, sejumpa satu-dua teman yang masih di Jogja.
Mendapat info ada acara yang cukup menarik yang membuat hati saya terpantik untuk mencoba datang kesana. Sebuah acara yang unik menurut saya, #ShaveforHope yaitu sebuah acara donasi dengan mencukur rambut yang nantinya akan dihargai dan didonasikan untuk anak-anak penderita kanker. Kebetulan rambut saya sudah lumayan gondrong, sembari cukur gratis ikut donasi pula. SHAVE for Hope diselenggarakan oleh Asian Medical Student’s Association Indonesia dan Evio Production dengan Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia-Community of Children with Cancer (YPKAI-C3). Untuk di Jogja kali ini diselenggrakan di Benteng Vredebrug. Disini kita belajar ikut berempati terhadap para penderita cancer yang karena terapi mereka kehilangan rambutnya. Acara yang cukup unik dan sederhana, dengan cukur rambut sambil beramal. Acara di Jogja kali ini ada bintang tamu yang sudah tidak asing lagi bagi orang-orang segenerasi saya, Sheilaon7. Sukses membawa ingatan saya berontak mengurai kenangan-kenangan.
Â